Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, pentingnya menjaga performa server agar tetap optimal dan terhindar dari kegagalan semakin menjadi perhatian utama bagi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada infrastruktur IT. Salah satu teknik yang sangat penting dalam menjaga performa server adalah load balancing.
Daftar Isi:
Apa Itu Load Balancing?
Load balancing adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengoptimalkan kinerja server dengan membagi beban kerja secara merata antara beberapa server. Dengan cara ini, load balancing membantu mencegah terjadinya bottleneck atau overload pada server, sehingga performa server dapat dijaga dengan baik.
Pentingnya load balancing dalam menjaga performa server tidak dapat diragukan lagi. Ada beberapa alasan mengapa load balancing sangat penting, di antaranya adalah sebagai berikut:
3 Manfaat Penting Load Balancing
1. Meningkatkan Performa
Load balancing sangat bermanfaat untuk meningkatkan performa server. Dengan membagi beban kerja secara merata di antara beberapa server, load balancing dapat membantu mengoptimalkan kinerja server secara keseluruhan. Setiap server hanya bertanggung jawab atas sebagian dari lalu lintas, sehingga mencegah terjadinya bottleneck atau overload pada server.
Dengan cara ini, performa server dapat dijaga dengan baik dan waktu respon server menjadi lebih cepat, sehingga pengguna atau pelanggan akan mendapatkan pengalaman yang lebih baik saat menggunakan layanan yang disediakan oleh perusahaan.
2. Distribusi Traffic Berjalan Efisien
Load balancing sangat bermanfaat untuk menjaga distribusi traffic agar berjalan efisien. Dengan menggunakan teknik load balancing, beban kerja dapat dibagi secara merata di antara beberapa server. Hal ini membantu mencegah terjadinya overload pada server tertentu dan memastikan bahwa setiap server bekerja dengan kapasitas yang optimal.
Dalam situasi di mana terjadi peningkatan lalu lintas atau beban kerja yang tiba-tiba, load balancing akan secara otomatis mengalihkan lalu lintas ke server yang tersedia dengan kapasitas yang cukup.
Dengan cara ini, load balancing membantu memastikan bahwa distribusi traffic di antara server berjalan efisien dan setiap server dapat memberikan respon dengan waktu yang cepat dan konsisten, sehingga pengguna atau pelanggan akan merasa puas dengan layanan yang disediakan oleh perusahaan.
3. Memudahkan Downgrade atau Upgrade
Dengan menggunakan teknik load balancing, beban kerja dapat dibagi secara merata di antara beberapa server, sehingga jika salah satu server perlu diturunkan kapasitasnya atau ditingkatkan kapasitasnya, perusahaan dapat melakukan proses tersebut tanpa mengganggu kinerja server lainnya. Load balancing dapat mengarahkan lalu lintas ke server yang sedang di upgrade atau downgrade, sehingga lalu lintas tetap tersedia dan pengguna atau pelanggan tidak akan mengalami downtime.
Dalam situasi ketika perusahaan ingin menambah server atau menghapus server, load balancing juga dapat membantu mengelola lalu lintas dan memastikan bahwa pengguna atau pelanggan tetap memiliki akses yang stabil dan tidak terganggu. Oleh karena itu, load balancing sangat bermanfaat untuk memudahkan proses downgrade atau upgrade server dan membantu perusahaan mengelola infrastruktur IT dengan lebih efektif.
Cara Kerja Load Balancing
Load balancing bekerja dengan membagi beban kerja di antara beberapa server dalam suatu jaringan komputer. Proses load balancing biasanya melibatkan penggunaan perangkat lunak atau perangkat keras khusus yang disebut sebagai load balancer.
Secara umum, load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban kerja atau lalu lintas data di antara beberapa sumber daya atau server agar tidak terjadi overload pada satu sumber daya saja.
Ada analogi seperti ini: jika terdapat 10 loket tol, namun yang dibuka hanya 3 loket sehingga membuat antrian mengulur panjang. Jadi untuk mengatasi hal tersebut maka 7 loket lainnya dibuka untuk mengurai kemacetan
Baca Juga: Cloud Computing : Pengertian, Manfaat dan Cara Kerjanya
Dalam analogi ini, ketika hanya tiga loket tol yang dibuka, jumlah kendaraan yang melewati ketiga loket tersebut akan lebih banyak dibandingkan kapasitas yang dimiliki oleh ketiga loket tersebut. Sebagai akibatnya, akan terjadi antrian kendaraan yang panjang.
Untuk mengatasi masalah ini, tujuh loket tol lainnya dibuka untuk membantu melayani kendaraan yang melewati jalan tol tersebut. Dengan demikian, beban kerja diantara sepuluh loket tol akan lebih merata sehingga tidak ada satu loket tol yang terlalu banyak mendapat beban kerja.
4 Istilah Sistem Algoritma Load Balancing
Load balancing memiliki beberapa metode yang menggunakan algoritma berbeda. Apa saja itu? Mari simak penjelasannya di bawah ini.
1. Round Robin
Round Robin adalah salah satu teknik dalam load balancing yang digunakan untuk mendistribusikan beban kerja atau lalu lintas secara merata di antara beberapa server atau sumber daya yang tersedia. Teknik ini bekerja dengan cara mengalihkan permintaan pengguna secara bergantian atau dengan kata lain, setiap server akan mendapat giliran untuk melayani permintaan dari pengguna.
Contohnya, jika terdapat 3 server yang digunakan dalam load balancing dengan metode Round Robin, maka setiap server akan melayani permintaan pengguna secara bergantian sesuai urutan yang telah ditentukan. Jika server pertama telah melayani permintaan dari beberapa pengguna, maka permintaan selanjutnya akan diarahkan ke server kedua dan seterusnya.
2. Ratio
Ratio dalam load balancing adalah salah satu teknik yang digunakan untuk mendistribusikan beban kerja atau lalu lintas secara merata di antara beberapa server atau sumber daya yang tersedia, namun dengan memperhatikan faktor khusus seperti kapasitas dan kinerja dari setiap server.
Dalam teknik ini, setiap server akan diberikan bobot atau rasio tertentu sesuai dengan kapasitas dan kinerjanya. Bobot atau rasio ini dapat ditentukan secara manual atau otomatis berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, seperti kecepatan prosesor, jumlah memori, atau penggunaan CPU.
Contohnya, jika terdapat 3 server yang digunakan dalam load balancing dengan teknik ratio, maka setiap server akan diberikan bobot atau rasio tertentu sesuai dengan kapasitas dan kinerjanya. Jika server pertama memiliki kinerja dan kapasitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan server kedua dan ketiga, maka server pertama akan diberikan bobot atau rasio yang lebih besar dibandingkan dengan server kedua dan ketiga. Sehingga, permintaan dari pengguna akan didistribusikan ke setiap server sesuai dengan rasio yang telah ditentukan.
3. Fastest
Fastest adalah salah satu teknik dalam load balancing yang digunakan untuk mendistribusikan beban kerja atau lalu lintas ke server yang memiliki waktu respons tercepat. Teknik ini biasanya digunakan untuk mengoptimalkan kinerja dan kecepatan respon sistem dalam melayani permintaan dari pengguna.
Dalam teknik ini, load balancer akan memantau waktu respons dari setiap server atau sumber daya yang tersedia. Setelah mendapatkan data waktu respons, load balancer akan mengarahkan permintaan dari pengguna ke server yang memiliki waktu respons tercepat. Dengan cara ini, permintaan dari pengguna akan diarahkan ke server yang mampu memberikan respon dengan waktu yang lebih cepat sehingga meningkatkan kinerja dan kecepatan sistem secara keseluruhan.
Contoh implementasi teknik Fastest adalah pada sistem aplikasi web atau e-commerce yang membutuhkan kecepatan dan respon waktu yang tinggi untuk memproses transaksi dan permintaan dari pengguna. Dengan menggunakan teknik Fastest, permintaan dari pengguna akan diarahkan ke server yang memiliki waktu respons tercepat sehingga transaksi atau permintaan dapat diproses dengan cepat dan akurat.
4. Least Connection
Least connection adalah salah satu teknik dalam load balancing yang digunakan untuk mendistribusikan beban kerja atau lalu lintas ke server yang memiliki jumlah koneksi aktif atau beban kerja terendah. Teknik ini biasanya digunakan untuk menghindari terjadinya overloading pada server dan menjaga kestabilan sistem dalam melayani permintaan dari pengguna.
Dalam teknik ini, load balancer akan memantau jumlah koneksi aktif atau beban kerja pada setiap server atau sumber daya yang tersedia. Setelah mendapatkan data jumlah koneksi aktif atau beban kerja, load balancer akan mengarahkan permintaan dari pengguna ke server yang memiliki jumlah koneksi aktif atau beban kerja terendah. Dengan cara ini, permintaan dari pengguna akan diarahkan ke server yang memiliki kapasitas dan kinerja yang cukup untuk melayani permintaan tersebut.
Contoh implementasi teknik Least Connection adalah pada sistem aplikasi web atau e-commerce yang menerima permintaan dari banyak pengguna secara bersamaan. Dengan menggunakan teknik Least Connection, load balancer akan mengarahkan permintaan dari pengguna ke server yang memiliki jumlah koneksi aktif atau beban kerja rendah sehingga menghindari terjadinya overloading pada server dan menjaga kestabilan sistem dalam melayani permintaan dari pengguna.
Demikianlah penjelasan tentang apa itu load balancing dan manfaat yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan website Anda. Tingkatkan performa server website Anda dengan RECTmedia. RECTmedia adalah creative and technical digital marketing agency terpercaya dan berpengalaman serta up to date terhadap perkembangan teknologi masa kini.
Dengan meningkatkan performa server website Anda, pengunjung akan semakin loyal dan tetap memilih Anda sebagai pilihan pertama. Tingkatkan sekarang bersama RECTmedia!