Sebagai pemilik bisnis, apakah Anda pernah melakukan promosi berbayar produk Anda secara online seperti Google Ads / Facebook Ads? Jika Anda pernah melakukan hal tersebut, pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah bidding. Strategi bidding merupakan salah satu cara penting untuk membuat performa iklan Anda lebih efektif dari segi harga maupun penayangan iklan.
Yuk, bahas 6 strategi bidding Google Ads yang sering digunakan para pelaku bisnis dan bagaimana cara kerjanya di artikel ini!
Daftar Isi
- Apa itu strategi bidding Google Ads?
- Manfaat beriklan menggunakan strategi bidding Google Ads
- 6 Strategi bidding Google Ads yang paling sering digunakan
- 5 Tips beriklan di Google Ads
Apa itu strategi bidding Google Ads?
Strategi bidding merupakan sebuah strategi untuk membelanjakan budget beriklan Anda, di sisi ini adalah iklan di Google Ads. Penerapan bidding dalam Google Ads dibagi menjadi 2 tipe, yaitu tanpa batas dan ada batas.
Tanpa Batas, artinya algoritma Google bisa dengan bebas menghabiskan budget yang Anda pakai untuk beriklan, tanpa adanya batas dan pemberitahuan. Hal ini tidak buruk, namun kemungkinan biaya yang Anda keluarkan akan lebih besar.
Berbeda dengan adanya batas, algoritma Google tidak bisa dengan sembarangan menghabiskan budget beriklan Anda sebelum iklan ditayangkan. Namun, strategi ini juga beresiko membatasi penayangan iklan Anda bahkan tidak jarang mengakibatkan iklan Anda tidak muncul sama sekali.
Jadi, pemilihan strategi bidding ini harus bisa disesuaikan dengan tujuan dari iklan, apakah Anda memiliki tujuan Click/Impression/Conversion.
Baca Juga : Kembangkan Bisnis Anda di Marketplace dengan Collaborative Ads – CPAS Facebook
Manfaat beriklan menggunakan strategi bidding Google Ads
Salah satu kunci untuk memasarkan produk adalah dengan beriklan secara online. Namun, berbeda dengan platform lain, Google menyediakan beberapa strategi bidding untuk beriklan. Ada banyak sekali manfaat yang ditawarkan oleh Google jika Anda mampu melakukan penawaran iklan secara tepat. Manfaat pertama yang bisa Anda dapatkan adalah meningkatnya awareness produk Anda. Kedua, Anda bisa mengoptimalkan iklan Anda sesuai dengan target intensi pembeli. Dengan memiliki target sasaran pembeli yang tepat, Anda bisa mendapatkan pelanggan yang lebih banyak dan tepat sasaran. Selanjutnya, Anda juga bisa memperoleh iklan yang powerfull, tanpa harus mengeluarkan biaya yang lebih besar. Manfaat terakhir yang bisa didapatkan adalah Anda bisa melakukan remarketing, dimana Anda bisa menjangkau kembali pelanggan yang sebelumnya pernah berinteraksi dengan iklan yang dipasarkan.
6 Strategi bidding Google Ads yang paling sering digunakan
Maximize Clicks
Penerapan Maximize Clicks bersifat otomatis untuk membantu mendapatkan klik sebanyak mungkin, sesuai dengan anggaran Anda. Pada strategi ini, Anda hanya perlu menetapkan anggaran dan membiarkan selebihnya kepada Google untuk menentukan jumlah bid yang tepat secara otomatis, untuk mendapatkan jumlah klik yang maksimal. Anda tidak perlu memilih jumlah bid yang spesifik untuk Adgroup, Keywords atau Placements.
Intinya, dengan menggunakan strategi ini, Anda mengizinkan Google untuk menayangkan iklan Anda sesuai dengan kecenderungan Audience mengklik iklan Anda. Misalnya, Audience A memiliki intensi untuk klik iklan Anda, maka Google secara otomatis akan menayangkan iklan Anda untuk audience A tersebut.
Maximize Conversion
Sama halnya dengan strategi sebelumnya, Maximize Conversion bekerja otomatis dengan menentukan bid optimal untuk iklan Anda setiap kali iklan tersebut memenuhi syarat untuk tampil. Anda tidak perlu lagi melakukan penyesuaian bid karena hal tersebut tidak digunakan dalam strategi ini.
Strategi ini digunakan untuk mendapatkan konversi sebanyak-banyaknya dari iklan yang Anda tayangkan. Namun, kelemahan dari strategi ini ada pada biaya, yang mana jika iklan Anda tidak mendapat konversi, Google akan terus menjalankan iklan sampai Anda menghentikan iklan. Maka dari itu, pastikan Anda memiliki konfigurasi iklan yang tepat agar biaya yang dikeluarkan tidak terbuang sia-sia.
Enhanced Cost Per Clicks (CPC)
Jika pada dua strategi diatas kita menyerahkan automasi ke Google, maka pada Enhanced CPC, Anda tidak menggunakan automasi dari Google. Strategi ini disebut juga dengan Non Smart Bidding. Enhanced CPC cocok digunakan untuk mengendalikan metrik CPC atau Cost Per Clicks karena kita bisa menentukan sendiri berapa batas maksimal biaya per klik iklan.
Tertarik memasarkan produk dengan strategi yang tepat di Google Ads?
Target CPA (Cost Per Action)
Jika dengan Maximize Conversions Anda bisa mendapatkan konversi sebanyak-banyaknya, maka dengan menggunakan Target CPA, Anda bisa mendapatkan konversi dengan batas tertentu. Misalnya, Anda mengisi biaya Rp. 20.000,- untuk setiap CPA yang didapatkan, maka Google akan melakukan penyeimbangan iklan agar biaya rata-rata yang dikeluarkan saat ada konversi tidak lebih dari Rp. 20.000,-.
Tapi perlu digarisbawahi kalau target CPA ini hanya efektif diterapkan untuk iklan Google saat Anda sudah mengetahui potensi maksimal biaya per action. Kenapa? Karena jika Anda menentukan CPA yang terlalu kecil, maka iklan berpotensi tidak tayang sama sekali.
Target CPM (Cost Per Mile)
Selanjutnya, mari kita bahas strategi Target CPM atau Cost Per Mile, dimana Anda bisa mengatur batas biaya yang dikeluarkan untuk setiap 1.000 impresi iklan. Jika Anda ingin mendapatkan awareness seperti pada penayangan iklan di TV, maka Target CPM sangat cocok untuk Anda.
Strategi ini memungkinkan iklan Anda dilihat oleh orang sebanyak-banyaknya dalam batas biaya tertentu. Namun, sama seperti poin sebelumnya, Anda harus mengetahui berapa biaya yang efektif dikeluarkan untuk iklan Anda. Selain itu, penggunaan target CPM terbatas hanya pada iklan yang berbasis Visual, seperti GDN dan Youtube.
Target ROAS (Return on Ads Spend)
Target ROAS membuat Anda bisa mendapatkan nilai konversi paling besar sesuai nilai ROAS yang sudah ditentukan. Misalnya, Anda menentukan ROAS sebesar 2x lipat, maka Google akan mengusahakan iklan Anda menghasilkan return sebanyak itu. Artinya, setiap 1 rupiah yang dikeluarkan akan menghasilkan 2 rupiah. Kebalikan dari poin-poin sebelumnya, Anda harus berhati-hati, jangan sampai mengatur ROAS terlalu tinggi karena iklan berpotensi tidak tayang sama sekali. Biasanya, strategi ini paling banyak digunakan oleh e-commerce, karena memiliki fungsi untuk mendapat return sebanyak-banyaknya.
5 Tips beriklan di Google Ads
Setelah mengetahui 6 strategi bidding pada Google Ads, kini saatnya kami memberikan 5 tips beriklan di Google. Mari kita bahas lebih lanjut :
Tentukan Tujuan Iklan
Hal pertama yang wajib diketahui sebelum membuat kampanye iklan adalah menentukan tujuan iklan. Mengapa? Pastinya setiap iklan memiliki tujuan yang berbeda-beda kan? Dengan mengetahui tujuan lebih dulu, maka kita bisa menyesuaikan hal lain seperti copywriting, landing page, budget dan lain sebagainya.
Optimasi Landing Page
Setelah mengetahui tujuan iklan Anda, penting untuk menentukan kemana iklan Anda akan berlandas. Jika Anda menyediakan sebuah landing page, maka sesuaikan informasi pada halaman Anda agar audience merasa engage dengan iklan Anda. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti, tombol navigasi yang mudah dan sesuaikan isi landing page dengan kebutuhan pengunjung.
Tentukan strategi yang tepat
Ketika Anda menggunakan Google Ads, Anda harus membayar sejumlah biaya dari setiap iklan yang di klik oleh pengunjung. Maka dari itu, Anda harus pandai mengatur strategi sesuai dengan beberapa hal yang kita bahas diatas. Dengan menggunakan strategi yang tepat, maka peluang konversi dari iklan Anda semakin besar.
Lakukan A/B Testing
A/B testing biasanya juga digunakan untuk menentukan manakah iklan yang paling efektif untuk mencapai sebuah target iklan. Pengetesan ini biasanya dilakukan secara satu per satu, mulai dari desain, copywriting hingga bidding. Setelah beberapa waktu, Anda bisa mendapatkan hasil dari iklan mana yang menghasilkan konversi lebih banyak.
Terapkan strategi Remarketing
Remarketing merupakan sebuah strategi untuk memberikan penawaran kembali kepada pengunjung yang sebelumnya sudah pernah berinteraksi dengan website Anda, tapi tidak menghasilkan konversi. Sebagai contoh, jika Anda pernah mengunjungi website e-commerce seperti Zalora dan mencari produk pakaian. Lalu Anda mengunjungi website lain, maka pakaian yang tadi Anda lihat di website Zalora akan muncul di website lain yang Anda kunjungi. Seperti itulah remarketing berjalan.
Kesimpulan
Itulah 6 strategi bidding beriklan di Google Ads yang bisa disesuaikan dengan goal dari kampanye bisnis Anda. Dengan memahami setiap strategi bidding Google Ads, Anda bisa menyusun iklan dengan lebih efektif sehingga peluang keberhasilan iklan semakin besar. Ingat! Pilih strategi beriklan dengan tepat untuk mendapatkan hasil maksimal.
Jika Anda masih bingung dalam menentukan strategi beriklan yang tepat untuk menjalankan iklan Google Ads Anda, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui halaman ini!